Ikan Bandeng
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia.
|
||||||||||||
Ikan Bandeng
(Chanos chanos Forsskål) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini
merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (bersama enam genus tambahan dilaporkan pernah ada namun
sudah punah)[1]. Dalam bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan
bolu, dan dalam bahasa
Inggris milkfish)
Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan
cenderung berkawanan di sekitar pesisir
dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas
hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali
ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.
Ikan muda disebut nener
(IPA : nənər ) dikumpulkan orang dari
sungai-sungai dan dibesarkan di tambak-tambak.
Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan cepat. Setelah
cukup besar (biasanya sekitar 25-30 cm) bandeng dijual segar atau beku. Bandeng
diolah dengan cara digoreng,
dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Bandeng sebagai makanan
Bandeng bakar, salah satu cara pengolahan bandeng.
Ikan bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya
gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur
jika dimasak. Kelemahan bandeng ada dua: dagingnya 'berduri' dan kadang-kadang
berbau 'lumpur'/'tanah'.
Duri bandeng
Duri bandeng sebenarnya adalah tulang dari bandeng. Duri ini mengganggu
kenikmatan dalam memakan dagingnya.
Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto atau autoklaf)
dalam waktu tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat dihancurkan
jika dikunyah.
Bau lumpur
Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang
diambil dari tambak. Bandeng yang
dipelihara di karamba hampir tidak berbau. Penyebab gejala bau lumpur
adalah beberapa plankton Cyanobacteria, terutama
dari genus Oscillatoria, Symloca, dan Lyngbia, yang menghasilkan geosmin[2]. Apabila ikan
tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton ini, dagingnya akan
memiliki cita rasa tanah.
Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara. Cara
pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14 hari dalam air mengalir bebas
biosmin sebelum dijual[2]. Cara kedua
adalah dengan perlakuan pemberian asam tertent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar