Jumat, 17 Desember 2010

Batik Tulis Dengan Ciri Khas Madura

Batik Tulis Dengan Ciri Khas Madura

Madura dengan ciri khas permukaan tanah yang keras dan gersang. Tetapi bila kita telah sampai ke Bangkalan ataupun Pamekasan kita akan mendapatkan kesejukan dan kelembutan, mengapa? Sebab di sana kita di sambut dengan pesona keindahan dan kehalusan batik khas Madura. Batik tersebut berbentuk batik tulis khas. Sang pemilik biasanya menyambut dengan menyuguhi kopi khas Madura yang diseduh dengan kayumanis dan rempah.
Apalagi dengan dioperasikannya jembatan Suramadu maka omzet batik-batik khas Madura tersebut mengalami peningkatan. Misalkan gerai batik Tresna Art yang menjadi mulai ramai sejak Juni 2009. Yang paling ramai biasanya pad hari Jumat, Sabtu dan Minggu dan itupun omzetnya telah mengalami kenaikan sebanyak kurang lebih tiga kali lipat. Bahkan pembelinya datang dari jauh-jauh, misalkanb dari Padang.
Para pedagang batik biasanya memburu batik hingga sampai ke pasar Tujuhbelas Agustus di Pamekasan. Setelah jembatan Suramadu jadi dan dioperasikan maka banyak sekali pedagang dan pemburu batik berdatangan hingga ke Pamekasan. Bahkan seorang pedagang batik yang ikut menangguk keuntungannya dulu adalah seorang pedagang Sate Madura di Jakarta. Namun kini ia merasakan pendapatannya lebih besar daripada dagang sate. Dan jikalau sedang bukan hari pasaran maka dia pun masih bisa menjualnya ke pasar-pasar yang lain.
Memang Sentra penjualan batik ada di Pasar Tujuhbelas Agustus, dan di sana banyak pembeli asal Jawa yang membeli secara partai besar. Dan di samnalah cara mereka berdagang pun masih sangat tradisional sekali dengan cara menggelar barang dagangannya di tanah at5au pun digantungkan. Dan batik tulislah yang menjadi primadona yang paling tinggi harganya. Karena dia dianggap sebagai batik kelas ningrat. Sedangkan batik cap akan lebih rendah harganya. Harga tertinggi batik tulis yang dibawa oleh pedagang bisa hingga Rp. 1,5 juta sampai Rp. 2 juta perpotongnya.
Padahal di pasar tersebut kita harus dulu melewati loskambing, ayam dan itik. Dan sesampainya di sana maka para pedagang yang menjajakan batik membawa beberapa potong jenis corak kain batik. Karakternya batik tulis Madura sangat mencolok. Dengan pewarnaan yang tajam dan didominasi dengan warna hitam dan merah yang kuat.
Motif-motifnya dinamis, itu terlihat dari yang paling klasik dan rumit, misalkan Sekar Jagad, Junjung Drajad, sampai ke Bunga Puka, Klampung, dan Pancawarna. Yang lucunya bahkan ada motif-motif baru yaituSuramadu dan Manohara. Yang isinya ada sulur-sulurnya seperti tali-tali jembatan Suramadu , dan seperti pakaian Manohara.
Sedangkan batik tulis aseli yang kuno menggunakan pewarna alami seperti daun jati dan daun sawo. Harga sepotongnya yang kuno bisa Rp. 3 juta. Bahkan Wakil Bupati Pamekasan yang sekarang berencana akan membukakan pasar batik pamekasan di luar daerah sebagai unggulan mata pencaharian warga. Rencananya akan dibuka di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
Sementara itu bagi yang ingin tahu sentra batik Madura lainnya ada di Desa Badung, Kecamatan Palengaan, Desa Toket, dan Candiburung di Kecamatan Propo, Pamekasan. Dan pasar batik Tujuhbelas Agustus lucunya hanya ramai di hari pasar yaitu Kamis dan MInggu.

1 komentar:

  1. batik yang unik asli dari madura sangatlah berfariasi dan sangat begitu indah bagi saya..setahu saya
    di desa kokop,di desa pamekasanlah tempat dimana pembuatan batik yang sangat tekenal tersebut di produksi. saya bangga akan hasil cipta masyarakat madura..

    BalasHapus